Alkitab Bahasa Tagulandang (Sangir) ?

Wow, hebat ya pulau tagulandang. Karena sebagian besar dalam keseharian mereka menggunakan bahasa daerah, sampai Alkitab pun akan di terjemahkan ke bahasa daerah mereka.
Tagulandang adalah salah satu dari tiga pulau utama di wilayah Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, dan Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Pulau ini dapat ditempuh dalam waktu 2 jam perjalanan dari Manado dengan kapal cepat. Menurut hasil sensus tahun 2010, Pulau Tagulandang bersama dengan Siau dan Biaro dihuni oleh sekitar 60 ribu penduduk yang mayoritasnya merupakan anggota sejumlah gereja. Dalam catatan sejarah, kekristenan sudah merambah ke wilayah ini sejak pertengahan abad ke-17 dan sampai sekarang kekristenan itu terasuh baik lewat kehadiran sejumlah denominasi dan organisasi gerejawi, terutama Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) yang memang hadir di seluruh desa dengan total 38 jemaat lokal dan 2 bakal jemaat.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat berkomunikasi dengan bahasa Tagulandang, sebuah dialek dari bahasa Sangir. Selain oleh masyarakat yang diam di Tagulandang dan Biaro, bahasa ini juga digunakan oleh sekitar 40 ribu warga yang berasal dari pulau ini yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia (terutama Jakarta, Surabaya, dan Manado).

Melayani umat dengan memakai bahasa yang ‘akrab’ di hati mereka adalah kerinduan gereja yang hadir di daerah ini. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan ini, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) bekerja sama dengan Badan Pekerja Sinode GMIST dalam mengupayakan penerbitan Buki Susi: Pudadiandi Ko Wuhu, Perjanjian Baru (PB) ke dalam bahasa Tagulandang. Pekerjaan penerjemahan ini sudah berlangsung sejak tahun 2009 lalu. Puji Tuhan, bertepatan dengan ibadah syukur Hari Doa Persekutuan Lembaga-lembaga Alkitab Sedunia (United Bible Societies – UBS), 15 Mei 2014 telah diluncurkan Perjanjian Baru di dalam bahasa Tagulandang. Dalam ibadah syukur yang dilaksanakan di GMIST Efratha Haasi, Tagulandang tersebut, Tonni Supit, SE., MM., Bupati Sitaro dalam sambutannya berucap, “masyarakat penutur bahasa Tagulandang harus segera memiliki Alkitab lengkap. Karena dalam kehidupan saat ini yang serba tidak pasti, masyarakat sangat membutuhkan Firman Tuhan sebagai dasar pegangan hidupnya.” Semangat Bupati Sitaro disambut baik oleh pimpinan jemaat yang hadir dalam ibadah agar kerjasama ini dilanjutkan untuk menyelesaikan penerjemahan Perjanjian Lama (LAI) bahasa Tagulandang, sehingga masyarakat Tagulandang secepatnya dapat memiliki Alkitab dalam bahasa ibu mereka.

Harapan ini disambut baik oleh LAI. Untuk itu pada kesempatan ini kami mengetuk pintu hati Saudara untuk dapat bersama-sama menghadirkan Alkitab Perjanjian Lama Tagulandang. Mari kita wujudkan mimpi dan kerinduan umat Tuhan di Tagulandang. Dukungan berbagai pihak, baik berupa dana maupun doa, sangat diharapkan demi kelancaran pekerjaan ini. Untuk itu, mari kita doakan agar seluruh umat Tuhan di tanah air ikut terbeban menopang rencana penerjemahan Perjanjian Lama Tagulandang ini.

Sumber : www.alkitab.or.id

Belum ada Komentar untuk "Alkitab Bahasa Tagulandang (Sangir) ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel